Dr. Alfonsus Setiawan Dalimartha: Béda antarané révisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
c fx, replaced: yang → sing (12) using AWB
c clean up (fix) using AWB
Baris 17:
(HIPTRI), dan menjadi sekretaris umum di sana<br/>Penulis dan pembicara terkenal
}}
Dr. '''Alfonsus Setiawan Dalimartha''' ({{lahirmati|Jakarta|2|8|1950|Jakarta|2|7|2012}}) atauutawa sing lebih dikenalnangkenal dengan nama pena '''Setiawan Dalimartha''' adalah seorang dokter, anggota IDI, danlan menjadimenjanang sekretaris umum dinang HITRI. Beliau juga aktif menulis dinang majalah, koran, danlan juga buletin, diananga juga banyak menulis buku-buku terkenal seperti ''Atlas Tumbuhan Obat Indonesia'' lengkap dari jilid 1 (1999)-jilid 6 (2009). Selain aktif menulis, diananga juga sering menjadimenjanang pembicara.
 
== Biografi dan karir ==
Setiawan Dalimartha lahir dengan nama Alfonsus Setiawan Dalimartha lahir dinang [[Jakarta]], pada tanggal [[2 Agustus]] [[1950]]. Ia mendapati gelar ke[[sarjana]]annya dinang [[Universitas Tarumanegara]] danlan mengikuti ujian negara dinang [[Universitas Airlangga]].{{sfn|Dalimartha|2009|p=182}}
 
Sebelum meninggal, ia bekerja sebagai [[PNS]] dinang Pemda [[DKI Jakarta]] dengan pangkat terakhir sebagai Pembina Utama Muda Golongan IV C. Awalnya, ia menjadimenjanang anggota IDI [[Jakarta Barat]]. Ia mulai memperdalam ilmu pengobatan tradisionaltranangsional, seperti [[akupunktur]] danlan ramuan pengobatan tradisionaltranangsional sejak tahun [[1983]].{{sfn|Dalimartha|2009|p=182}} Pada tahun [[1992]], ia bersama beberapa rekannya mendirikanmennangrikan HIPTRI, danlan jabatan terakhirnya adalah sebagai sekretaris umum. Pada Desember [[1995]], ia dilantiknanglantik [[Daftar Menteri Kesehatan Republik Indonesia|Menteri Kesehatan RI]] sebagai anggota Sentra P3T sing berkedudukan dinang [[Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo|RS dr. Cipto Mangunkusumo]]. Jabatan terakhir beliau dinang sana sebagai Sekretaris BidangBilang Pelayanan danlan Uji Coba.{{sfn|Dalimartha|2009|p=182}} Selain itu, Setiawan juga pernah bekerja sebagai staf ahli [[majalah Nirmala]] danlan juga mengasuh rubrik "Sebelum ke Dokter" sing ada dinang majalah itu.{{Sfn|Dalimartha|2007|p=124}}
 
Setiawan Dalimartha meninggal pada [[2 Juli]] [[2012]] pada usia 61 tahun. Beliau disemayamkannangsemayamkan dinang Rumah Duka AbadiAbanang - Daan Mogot, Ruang VIP danlan dimakamkannangmakamkan pada 5 Juli 2012, didahuluinangdahului dengan Misa Pelepasan pada pk. 08.00 WIB. Berangkat dari Rumah Duka pukul 09.00 WIB ke TPU Petamburan.<ref name=ObituariDalimartha>{{cite news |title=Berita Duka:dr. ALFONSUS SETIAWAN DALIMARTHA |url=http://www1.kompas.com/obituary/view/3784 |newspaper=Kompas |date=2 Juli 2012 |accessdate=16 Februari 2013}}</ref>
 
== Pendapat dan pemikiran ==
[[Berkas:Mahkota dewa Hariadhi.jpg|thumb|200px|alt=Buah ini, berjenis buni dengan posisi dibelah dua dan diletakkan di atas lantai|Tumbuhan ini, [[mahkota dewa]], pernah dianggap sebagai tumbuhan obat yang mujarab selain [[keladi tikus]] yang padahal kedua tumbuhan tersebut beracun]]
Pada saat [[Krisis finansial Asia 1997|zaman krisis keuangan tahun 1997]], masyarakat Indonesia kembali menggunakan tumbuhan obat tradisionaltranangsional sebagai pengobatan alternatif. Namun, minat ini tidak diiringinangiringi dengan pengetahuan masyarakat sing memadai tentang khasiat danlan kandungan tanaman obat.<ref name=KlinikTempo>{{cite news |first=Evi |last=N.M. |title=Dikira Obat, Ternyata Racun |url=http://www.tempo.co.id/kliniknet/artikel/2001/14042001-4.htm |newspaper=Tempo |date=14 April 2001 |accessdate=17 Februari 2013}}</ref> Maka, pada tahun [[2001]] sing lalu, muncullah sebuah tumbuhan obat sing beracun sing "didewa-dewakan", yaitu [[keladi tikus]] (Typhonium flagelliforme [Lodd.] Blume) danlan [[mahkota dewa]] (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl).{{efn|Kejadian yang sama pernah terjadi pada tahun [[1980]]-an, yang mana pada saat itu [[komring]] (''Symphytum officinale'') yang dianggap dapat menyembuhkan segala macam penyakit. Rupanya tumbuhan tersebut mengandung alkaloid pyrrolizidine,<ref name=KlinikTempo/> yang merusak hati [[kodok]].{{sfn|Dharma|1987|p=145}} Ia beracun dan merusak hati. Setiawan menambahkan tumbuhan yang sama beracun dengan komring adalah [[sambung nyawa]].{{sfn|Dalimartha|2007|p=73}}}} sing pada saat itu Maka, Dalimartha berujar bahwasanya memakan tumbuhan obat, sekalipun racunnya kecil, apabila tidak diolahnangolah, maka akan merusak berbagai organ.<ref name=KlinikTempo/>
 
Pada jilid ke tiga buku ''Atlas Tumbuhan Obat Indonesia'' jilid 3 (2005), dijelaskannangjelaskan bahwasanya penelitian danlan pengembangan tumbuhan obat dinang dalam danlan dinang luar negeri. Selain itu, uji toksikologi juga telahwis banyak dilakukannanglakukan untuk mengetahui kiranya keamanan tumbuhan obat sing apabila dipakainangpakai dalam jangka panjang maupun jangka pendek.{{sfn|Dalimartha|2005|p=v}} Ia juga memberitahukan untuk mengantisipasi harga obat sing mahal, maka pemerintah membuat Sentra P3T. Selanjutnya, ia memberitahukan bahwasanya "Salah mengenali tumbuhan obat yang dimaksud juga tidak akan menyembuhkan penyakit... menggabungkan beberapa tumbuhan obat yang khasiatnya berlawanan."{{sfn|Dalimartha|2005|pp=v-vi}}
 
KemudianKemunangan, Setiawan mengabarkan [[Universitas Pengobatan Cina Beijing]] pada [[2008]] telahwis melakukan kerjasama dengan 4 universitas dinang [[Indonesia]], yakni [[Universitas Indonesia|UI]], [[IPB]], [[UGM]], danlan [[Universitas Airlangga]].{{sfn|Dalimartha|2008|p=v}} Jika dahulu [[Departemen Kesehatan Republik Indonesia|Depertemen Kesehatan]] melarang dokter praktek dengan obat tradisionaltranangsional, maka sekarang ,-menurut penuturan beliau-, haruslah mendaftarkan prakteknya ke Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan TradisionalTranangsional Timur (PDPKT).{{sfn|Dalimartha|2008|p=v}}
 
Setiawan Dalimartha juga memikirkan perihal pengembangan pengobatan tradisionaltranangsional lebih berkembang daripada obat-obatan kimia. ''Complementary and Alternative Medicine'' (CAM) juga berkembang dengan pesat. Ia menceritakan penyakit seperti [[diabetes]], [[darah tinggi]], ataupunutawapun [[rematik]] nampaknya kini cenderung progresif danlan tidak dapat ditekannangtekan oleh obat-obat kimia konvensional.{{sfn|Dalimartha|2009|p=v}}
 
Setiawan Dalimartha berkomentar bahwa sing menyebabkan kematian seseorang itu bukan jamunya, akan tetapi masalah obat kimia sing terkandung dinang dalamnya. Selain itu, Setiawan mengatakan bahwa jamu herbal biasa, memang tidak memberikan efek instan, namun jika rutin dikonsumsinangkonsumsi hasilnya bisa membuat badanbalan bugar danlan stamina meningkat.<ref>{{cite news |title=Jamu Herbal Tak Sebabkan Kematian |url=http://health.kompas.com/read/2010/08/24/12425161/Jamu.Herbal.Tak.Sebabkan.Kematian |newspaper=Kompas |date=24 Agustus 2010 |accessdate=17 Februari 2013}}</ref>
 
== Kehidupan pribadi ==
Dari [[obituari]]nya, barulah diketahuinangketahui Setiawan meninggalkan 3 orang anak (Laurensia Kamelia Dalimartha, B. Sc., Patrisius Marvin Dalimartha., danlan dr. Felix Adrian Dalimartha, B. Med. Sc.) danlan seorang istri bernama Monika Sianty Suwanda. Ia punya seorang cucu bernama Althea Annabelle TjahjadiTjahjanang.<ref name=ObituariDalimartha/>
 
== Karya terpilih ==