Ilmu: Béda antarané révisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aldnonymous (dopokan | kontrib)
c Suntingane 203.78.118.211 (dhiskusi) dibalekna maring versi pungkasan sekang Murbaut1
Tenger: Pambalèkan
Aldnonymous (dopokan | kontrib)
fix
Baris 13:
Berbeda dengan [[pengetahuan]], ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan [[ilmiah]] sesuatu dapat disebut sebagai ilmu<ref> Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Halaman 8.</ref>. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam sing telah ada lebih dahulu.
 
===# [[Objektivitas (ilmu)|Objektif]]. Ilmu harus memiliki objek kajian sing terdiri dari satu golongan masalah sing sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, sing dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian. ===
# [[Metodis]] adalah upaya-upaya sing dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” sing berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu sing digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
# [[Sistematis]]. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan sing teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem sing berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat mensingkut objeknya. Pengetahuan sing tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu sing ketiga.