Kota Bogor

kota nang propinsi Jawa Barat, Indonesia


Kota Bogor kuwe salah siji kota nang Propinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota kiye manggone 54 km sisi kidul Jakarta, lan wilayahe ana nang tengahe wilayah Kabupaten Bogor. Wewengkone 21,56 km², lan jumlah pedununge 834.000 jiwa (2003). Bogor duwe julukan kota udan, jalaran nduwe curah udan sing dhuwur banget. Kota Bogor dibagi maring 6 kecamatan, sing dibagi maning maring 68 kelurahan. Dong jamane kolonial Belanda, Bogor dikenal nganggo jeneng Buitenzorg (cara nyebute: boit'n-zôrkh", bœit'-) sing artine "tanpa kecemasan" utawa "aman tenteram".

{{{jeneng}}}

Lambang {{{jeneng}}}
Moto: Tegar Beriman



Peta lokasi {{{jeneng}}}
Koordinat: 106°48' BT dan 6°26' LS
Provinsi Jawa Barat
Dasar hukum -
Tanggal Peresmian -
Pemerintahan
 - Walikota {{{jeneng kepala daerah}}}
 - DAU Rp. 473.156.906.000,-(2011)[1]
Luas 118,5 km2 (11.850 ha)
Populasi
 - Total 834.000 jiwa
 - Kepadatan 7.037,97 jiwa/km2
Demografi
 - Kode area telepon 0251
Pembagian administratif
 - Kecamatan 6
 - Kelurahan 68
Simbol khas daerah
 - Situs web http://www.kotabogor.go.id

Dida dadine Kabupaten Bogor lan Kota Bogor dipengeti saben tanggal 3 Juni, jalaran tanggal 3 Juni 1482 kuwe dina penobatan Prabu Siliwangi dadi raja sekang Kerajaan Pajajaran.

Bogor (artine "enau") uwis suwe dikenal didadikna pusat pendidikan lan penelitian pertanian nasional. Nang kene ana pirang-pirang lembaga lan bale-bale penelitian pertanian lan biologi didegna wiwit abad kaping-19. Salah sijine yakuwe Institut Pertanian Bogor, ngadeg wiwit awal abad ke-20.

Kota Bogor manggone antara 106°43’30”BT - 106°51’00”BT lan 30’30”LS – 6°41’00”LS; serta mempunyai ketinggian rata-rata mikimal 190 meter, maksimal 350 meter dengan jarak dari ibu kota kurang lebih 60 km.

Bates Wilayah

sunting

Kota Bogor jejeran karo kecamatan-kecamatan sekang Kabupaten Bogor yakuwe:

Lor Sukaraja, Bojonggede, lan Kemang
Kidul Cijeruk dan Caringin
Wetan Sukaraja dan Ciawi
Kulon Kemang dan Dramaga

Sejarah

sunting
Barkas:Monumen Kujang Bogor.jpg
Tugu Kujang, Bogor. Puncak monumen melambangkan senjata tradisional khas Bogor (Sunda) "Sang Kujang"

Abad kelima

sunting

Bogor ditilik dari sejarahnya adalah tempat berdirinya Kerajaan Hindu Tarumanagara di abad kelima. Beberapa kerajaan lainnya lalu memilih untuk bermukim di tempat sing sama dikarenakan daerah pegunungannya sing secara alamiah membuat lokasi iki mudah untuk bertahan terhadap ancaman serangan, dan disaat sing sama adalah daerah sing subur serta memiliki akses sing mudah pada sentra-sentra perdagangan saat itu. Namun hingga kiki, berdasarkan penelitian sing dilakukan oleh beberapa arkeolog ternama seperti Prof. Uka Tjandrasasmita, keberadaan tepat dan situs penting sing menyatakan eksistensi kerajaan tersebut, hingga kiki masih belum ditemukan bukti otentiknya.

Kerajaan Pajajaran

sunting

Di antara prasasti-prasasti sing ditemukan di Bogor tentang kerajaan-kerajaan sing silam, salah satu prasasti tahun 1533, menceritakan kekuasaan Raja Prabu Surawisesa dari Kerajaan Pajajaran. Prasasti iki dipercayai memiliki kekuatan gaib, keramat dan dilestarikan hingga sekarang. Kerajaan Padjajaran memiliki pengaruh kekuasaan hanya seluas Jawa Barat dan Banten.

Pakwan sing merupakan ibu kota pemerintahan Kerajaan Pajajaran diyakiki terletak di Kota Bogor, dan menjadi pusat pemerintahan Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja Ratu Haji I Pakuan Pajajaran) sing dinobatkan pada 3 Juni 1482. Hari penobatannya iki diresmikan sebagai hari jadi Bogor pada tahun 1973 oleh DPRD Kabupaten dan Kota Bogor, dan diperingati setiap tahunnya hingga saat iki.[2]

Zaman Kolonial Belanda

sunting

Setelah penyerbuan tentara Banten, catatan mengenai Kota Pakuan hilang, dan baru ditemukan kembali oleh ekspedisi Belanda sing dipimpin oleh Scipio dan Riebeck pada tahun 1687. Mereka melakukan penelitian atas Prasasti Batutulis dan beberapa situs lainnya, dan menyimpulkan bahwa pusat pemerintahan Kerajaan Pajajaran terletak di Kota Bogor.

Pada tahun 1745, Gubernur Jenderal Gustaaf Willem baron van Imhoff membangun Istana Bogor seiring dengan pembangunan Jalan Raya Daendels sing menghubungkan Batavia dengan Bogor. Bogor direncanakan sebagai sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal. Dengan pembangunan-pembangunan iki, wilayah Bogor pun mulai berkembang.

Setahun kemudian, van Imhoff menggabungkan sembilan distrik (Cisarua, Pondok Gede, Ciawi, Ciomas, Cijeruk, Sindang Barang, Balubur, Dramaga dan Kampung Baru) ke dalam satu pemerintahan sing disebut Regentschap Kampung Baru Buitenzorg. Di kawasan itu van Imhoff kemudian membangun sebuah Istana Gubernur Jenderal. Dalam perkembangan berikutnya, nama Buitenzorg dipakai untuk menunjuk wilayah Puncak, Telaga Warna, Megamendung, Ciliwung, Muara Cihideung, hingga puncak Gunung Salak, dan puncak Gunung Gede.

Kebun Raya Bogor

sunting
Barkas:Patung Gadis Desa Mandi.jpg
Patung Wanita desa dipinggir kolam penghias Istana Bogor, oleh pematung Indonesia, Trubus

Ketika VOC bangkrut pada awal abad kesembilan belas, wilayah nusantara dikuasai oleh Inggris di bawah kepemimpinan Gubernur Jendral Thomas Rafless sing merenovasi Istana Bogor dan membangun tanah di sekitarnya menjadi Kebun Raya (Botanical Garden). Di bawah Rafles, Bogor juga ditata menjadi tempat peristirahatan sing dikenal dengan nama Buitenzorg sing diambil dari nama salah satu spesies palem.

Hindia Belanda

sunting

Setelah pemerintahan kembali kepada pemerintah Belanda pada tahun 1903, terbit Undang-Undang Desentralisasi sing menggantikan sistem pemerintahan tradisional dengan sistem admikistrasi pemerintahan modern, sing menghasilkan Gemeente Buitenzorg.

Pada tahun 1925, dibentuk provinsi Jawa Barat (provincie West Java) sing terdiri dari 5 karesidenan, 18 kabupaten dan kotapraja (stadsgemeente). Buitenzorg menjadi salah satu stadsgemeente.

Zaman Jepang

sunting

Pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1942, pemerintahan Kota Bogor menjadi lemah setelah pemerintahan dipusatkan pada tingkat karesidenan.

Pasca kemerdekaan

sunting

Pada tahun 1950, Buitenzorg menjadi Kota Besar Bogor sing dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 16 tahun 1950[3].

Pada tahun 1957, nama pemerintahan diubah menjadi Kota Praja Bogor, sesuai Undang-Undang nomor 1 tahun 1957[4].

Kota Praja Bogor berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor, dengan Undang-Undang nomor 18 tahun 1965[5] dan Undang-Undang nomor 5 tahun 1974[6].

Kotamadya Bogor berubah menjadi Kota Bogor pada tahun 1999 dengan berlakunya Undang-Undang nomor 22tahun 1999[7].

Tempat-tempat menarik dan pariwisata

sunting

Beberapa tempat menarik di Kota Bogor, di antaranya adalah:

Wisata dan rekreasi

sunting
  • Kebun Raya Bogor
    Sebuah kebun penelitian besar sing terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 80 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan. Saat iki Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan Minggu. Di sekitar Kebun Raya Bogor tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi, dan IPB.
  • Istana Bogor
    Merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia sing mempunyai keunikan tersendiri. Keunikan iki dikarenakan aspek historis, kebudayaan, dan fauna sing menonjol. Salah satunya adalah adanya rusa-rusa sing indah sing didatangkan langsung dari Nepal dan tetap terjaga dari dulu sampai sekarang.
  • Prasasti Batu tulis
    Merupakan prassati peniggalan zaman Kerajaan Padjadjaran sing ditulis dalam bahasa Jawa kuno sing isinya menyebutkan Raja Pakuan Padjadjaran sing bernama Prabu Purana dinobatkan kembali dengan nama Sri Paduka Maharaja Ratu Haji dalam tahun sing tidak jelas karena ada huruf sing kosong, sehingga ada berbagai macam penafsuran Prasasti iki disimpan di tepi jalan raya Batutulis, Bogor, sekitar 2 km dari pusat kota.
  • CICO-Cimahpar Integrated Conservation Offices
    Merupakan kawasan pendidikan dan konservasi dengan pendekatan kepada alam, terletak di Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara Kota Bogor. Kawasan iki memiliki beberapa fasilitas pendukung seperti gedung perkantoran, wisma, asrama (dormitory), serta kebun buah, sayur dan tanaman obat. Tempat iki dilengkapi dengan fasilitas panjat tebing, kegiatan luar, dan area outbond. Kawasan iki didedikasikan untuk kepentingan konservasi.
  • Dramaga, Bogor
    Terletak di bagian barat dari kota, tepatnya sekitar 12 Km dari pusat Kota Bogor. Wilayah Dramaga merupakan sentra produksi manisan basah dan kering, baik itu dari buah-buahan (pala, mangga, jambu batu, kemang, pepaya, kweni, salak, kedondong, atau caruluk) maupun dari bahan sayuran (wortel, labu siam, pare, lobak, bligo, serta ubi jalar).
  • Plaza Kapten Muslihat (Taman Topi)
    Didalam Plaza Kapten Muslihat terdapat sebuah taman sing diberi nama Taman Ade Irma Suryani, sebelumnya taman iki memiliki nama Taman Kebon Kembang tempat orang berwisata, namun pada tahun 1980-an taman iki berubah fungsi menjadi terminal angkutan kota karena letaknya sing strategis di muka Stasiun Bogor. Terminal tersebut kemudian direnovasi menjadi Plaza Kapten Muslihat sing mengusung konsep Bangunan berbentuk Topi, sehingga masyarakat pun menyebutnya dengan Taman Topi. Pada saat itu Plaza Kapten Muslihat merupakan salah satu alternatif tempat berwisata sebelum ledakan mal dan plaza melanda Bogor. Taman topi dilengkapi berbagai wahana permainan namun pada sejak tahun 1994 sampai saat iki (tahun 2007) tempat iki menjadi tidak terawat baik karena dikepung oleh pedagang kaki lima dan angkutan kota. Didalamnya juga terdapat pula Pusat Informasi Kepariwisataan atau Tourist Information Centre.
  • Taman Kencana
    Adalah sebuah taman kecil sing digunakan untuk tempat rekreasi anak-anak kecil, kaum muda maupun orang tua sing melepas lelah setelah capai berjalan-jalan di lapangan Sempur ataupun Kebun Raya. Taman iki ramai pada hari minggu saat para orang tua dan anak-anak sedang libur.
  • Lapangan Sempur
    Lapangan sing dahulu merupakan lahan kosong sing dipergunakan sebagai lapangan upacara untuk memperingati HUT Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus iki, sekarang sudah dikelola oleh Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bogor. Lapangan iki sekarang dijadikan sebagai tempat olah raga dan lapangan multifungsi. Di lapangan iki terdapat wall-climb, lapangan basket, lapangan utama untuk bermain bola dan soft/baseball, run-track, lapangan voli beralaskan pasir pantai, area untuk senam. Pada hari minggu tempat iki akan menjadi pasar dadakan, banyak pedagang makanan ataupun alat-alat sing menggelar dagangannya disiki setiap hari minggu. Lapangan iki kerap digunakan untuk berbagai even musik.
  • Rancamaya
  • Puncak
    Kawasan wisata perbukitan sing terletak disebelah timur kota Bogor, dikelilingi oleh Gunung Gede dan Gunung Pangrango.
  • Situ Gede atau Setu Gede
    Danau kecil di barat laut kota Bogor, di tepi hutan penelitian Dramaga, Bogor.
  • Gunung Bunder
  • Gunung Pancar
  • Gunung Gede
  • Gunung Salak Endah

Kolam renang

sunting

Stasiun kereta dan bus

sunting

Tempat ibadah

sunting
  • Mesjid Raya Bogor
  • Masjid nahwa nur pura bojong gede
  • Gereja Katedral Bogor
  • Gereja Kristen Indonesia, Jl. Pengadilan 35
  • Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA), jl suryakencana bogor
  • Gereja HKBP, Jl. Paledang Bogor
  • Klenteng Hok Tek Bio
  • Mesjid Agung Bogor
  • Masjid Istiqom Budi Agung
  • Pura Parhsingan Agung Jagatkartta Gunung Salak, Taman Sari
  • Pura Giri Kusuma, Bogor Baru
  • Masjid Almuhajirin Bukit Waringin Bojonggede

Museum dan perpustakaan

sunting
  • Museum Etnobotani
    Museum Etnobotani diresmikan pada tahun 1982 oleh Prof. DR. BJ. Habibie. Didalamnya terdapat 2.000 artefak etnobotani dan berbagai diorama pemanfaatan flora.
  • Museum Zoologi
    Museum Zoologi didirikan pada tahun 1894 dengan nama Museum Zoologicum Bogoriensis.
  • Herbarium Bogoriense
    Terletak di Jalan Ir. H. Juanda, di sebelah Barat Kebun Raya Bogor. Di dalamnya tersimpan dan dipamerkan berbagai jenis daun dan buah sing telah dikeringkan, berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.
  • Museum Tanah
    Museum Tanah didirikan pada tanggal 29 September 1988. Museum iki merupakan tempat penyimpanan jenis contoh tanah sing terdapat di Indonesia sing disajikan dalam ukuran Kecil berupa makromonolit.
  • Museum Pembela Tanah Air (PETA)
    Didirikan pada tahun 1996 oleh Yayasan Perjuangan Yanah Air, dan diresmikan oleh H. M. Soeharto (Presiden RI ke II).Didalamnya memuat 14 Diorama sebagai salah satu bentuk perwujudan dalam perjalanan proses pergerakan kebangsaan terjadi ketika pada tanggal 3 Oktober 1943 bertempat dibekas Kesatriaan tentara KNIL / Belanda, Pabaton
  • Museum Perjuangan
  • Perpustakaan Bogor.
    Didirikan pada tahun 1842 di dalam lingkungan Kebun Raya Bogor oleh ahli botani Belanda, Dr. J. Pierot. Koleksinya sekitar 300.000 jilid buku, 2.000 judul majalah ilmiah dan lebih dari 100.000 barang cetakan lainnya. Koleksinya meliputi buku-buku ilmu pengetahuan alam murni dan praktis, dengan mengutamakan biologi, sing diperoleh dari hasil pertukaran dengan lembaga-lembaga ilmiah dan ahli-ahli botani dan biologi di seluruh dunia. Koleksi perpustakaan iki paling baik dan lengkap di Asia Tenggara.

Pusat Perbelanjaan

sunting

Kota kembar

sunting

Galeri

sunting

Deleng uga

sunting

Referensi

sunting

Pranala jaba

sunting

Cithakan:Wisata

Cithakan:Kota Bogor Cithakan:Kota gedhe nang Indonesia